Tuesday 20 March 2012

Membangun Karakter Anak di Atas Pilar Al-Qur’an

Al Qur’an adalah sebuah Risalah yang di dalamnya berisi Huda  yaitu petunjuk bagi yang mengimaninya, yang menyelamatkan manusia di dunia dan akherat.  Metode  mendidik anak  mengikuti petunjuk Al-Quran adalah cara terbaik yang dapat umat Islam lakukan  sampai akhir jaman.
 
Pimpinan Pusat Persaudaraan Muslimah (PP Salimah) menyelenggarakan talkshow “Mendidik  Karakter Anak di atas Pilar Al-Qur’an “. Talkshow ini merupakan rangkaian acara Festival Al-Qur’an Indonesia yang digelar oleh Asosiasi Penerbit Mushaf Alquran Indonesia (APQI).
Bertempat di Bayt al Qur’an TMII (28/7/11), Ratusan jama’ah majelis ta’lim dari Jakarta dan sekitarnya, serius mendengarkan para pembicara yang merupakan para pengurus PP Salimah yaitu Ustzh. Nurul Hidayati,SSi, MBA, ketua umum. Beliau berbicara tentang belajar dari dialog yang berlangsung antara Nabi Ibrahim dengan anaknya Ismail (QS as Shofat : 99 – 107). 
 
Dari percakapan ayah dengan anak ini, kita bisa mencontoh beberapa hal, diantaranya memanggil dengan panggilan terbaik, musyawarah, mengajarkan anak untuk mengambil keputusan dan mendidik anak agar berpikir kritis.
Ustzh Siti Faizah, alHafidzoh, ketua bidang pengembangan organisasi PP Salimah. Menyampaikan kiat-kiat menghafal al Qur’an. Allah menurunkan Al Qur’an bukan hanya untuk dibaca, melainkan juga sebagai huda, petunjuk bagi manusia. Untuk membiasakan anak berinteraksi dengan Al Qur’an, kita sebagai orang tua harus menyiapkan lingkungan yang mendukung, diantaranya kita juga harus memberi contoh. 
 
 Untuk ibu yang hamil, atau anak-anak, dengan kita sering memperdengarkan Al Qur’an, akan membuat sang anak mudah mempelajari Al Qur’an.
 
Selanjutnya ustzh Hj. Sinta Santi, Lc, ketua bidang pembinaan umat PP Salimah  menyampaikan, masa yang berbeda akan membuat metode mendidik anak atau mengajarkan Al Qur’an kepada anak juga berbeda, walau isi Al Qur’an tidak pernah berbeda. Ajarkan anak-anak sesuai dengan zamannya. Dari QS Luqman, yang memuat pesan Luqman pada anaknya, kita dapat mengambil pelajaran, diantaranya;  Perintah yg merupakan penanaman modal agar anak-anak orang sholeh di manapun kapanpun tidak menyekutukan  Allah. 
 
 Ibadah fisik belum tentu mengarahkan pelakunya kepada Iman.  Karena keimanan terkait juga dengan hati, karena itu jangan sampai ada penyekutuan Allah dalam diri kita. Pelajaran berikutnya adalah mengajarkan akhlaq kepada orangtua, juga agar kita tidak berlaku sombong.
 
Pembicara berikutnya, Ustzh Farida, dewan pakar PP Salimah menyampaikan pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah Maryam. Diantaranya agar kita sebagai perempuan, sebagai ibu dapat menjaga jiwa, menjaga kehormatan diri, dan menjaga dien-agama. Sehingga kita dapat menjadi srikandi-srikandi Al Qur’an. Sebelum sesi tanya jawab, ditampilkan juga pembacaan asmaul husna, dipimpin oleh Ustzh Chamsinah, ustzh Nasiroh dan Ustzh Aminah.
Semoga kita dapat mengamalkan Al-Quran .

No comments:

Post a Comment