Tuesday 20 March 2012

Hargailah Anak, maka Dia akan Belajar Menghargai Orang Lain

“Hendaknya kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari)

Penghargaan (reward)  adalah imbalan yang diberikan atas prestasi, pencapaian, atau usaha anak dalam mencapai sesuatu. Misalnya, Anda memberikan hadiah buku setelah anak bisa membaca dengan lancar atau mendapatkan nilai/peringkat akademik tertentu di sekolah.
 
Dalam  pendidikan anak, penghargaan (reward) dinilai punya pengaruh positif  bagi anak, antara lain: Reward akan menumbuhkan motivasi anak untuk berusaha mencapai prestasi. Reward akan  membuat anak merasa dihargai. Harga diri yang positif membuat anak lebih optimistis, tidak pasrah begitu saja jika nilainya jelek misalnya. Reward secara tidak langsung juga dapat menumbuhkan kepercayaan diri. Anak membangun kepercayaan dirinya dari bukti dan pengakuan orang-orang di sekitarnya. Jika anak melihat ternyata dia mampu melakukan sesuatu, dan mendapatkan pengakuan dari orang tuanya, maka kepercayaan dirinya akan tumbuh.

Ada beberapa yang perlu diperhatikan ketika kita memberikan penghargaan (reward) pada anak. Reward semestinya diberikan jika anak berhasil melakukan sesuatu, sesuai dengan standar prestasi/pencapaian tertentu berdasarkan kemampuan dan keadaan anak. Sebaiknya, standar prestasi itu dibuat berdasarkan kesepakatan yang menantang  bukan yang menekan, agar anak tidak stress, nyaman dan senang melakukannya. Reward juga bisa diberikan saat kita punya harapan tertentu terhadap perilaku anak. Walau anak tidak melakukan dengan sempurna, tetapi bisa memenuhi harapan kita, memberikan  reward menjadi langkah yang tepat.

Reward tidak selamanya harus berbentuk materi. Dapat juga berupa pujian, dukungan, ciuman kasih sayang, penghormatan, perlakuan istimewa, dan lain-lain.  Artinya, semua orangtua punya kesempatan yang sama untuk memberikan reward pada anaknya. Hanya memang, secara umum, reward yang berbentuk materi biasanya punya nilai  lebih buat anak. Meski demikian, kalau  terlalu sering memberikan dalam bentuk ini, daya kejutnya bisa berkurang dan berdampak kurang bagus buat anak.

 Jalan tengah yang bisa ditempuh orangtua adalah menyesuaikan  dengan situasi, kondisi anak dan memberikannya secara proporsional. Bentuk reward-nya  sendiri juga mesti disesuaikan dengan usia dan kebutuhan perkembangan anak, agar nilai gunanya tepat dan efektif. Reward yang nilainya terlalu besar sama jeleknya dengan reward yang terlalu kecil. Membelikan HP atau laptop untuk anak yang belum membutuhkan misalnya, bisa salah atau kurang berguna.  Yang paling penting adalah, reward memang sengaja kita rancang untuk memberikan tantangan pada anak agar dia meningkatkan pencapaian, prestasi, atau usahanya untuk menjadi lebih baik.

Memberikan reward pada hakekatnya memberikan sesuatu, agar yang diberi menjadi senang. Terkait dengan hal ini, Islam juga telah memberikan gambaran tentang pentingnaya memberikan hadiah. Disunnahkan untuk memberikan hadiah apabila dalam rangka menyambung silaturrahim, kasih sayang dan rasa cinta. Hadiah merupakan bukti rasa cinta dan bersihnya hati, padanya ada kesan penghormatan dan pemuliaan. 

Memberikan reward pada anak disamping untuk menumbuhkan motivasi, harga diri dan kepercayaan diri pada anak, tentu juga merupakan ekspresi kebahagiaan dan bentuk kasih sayang yang diberikan orang tua, karena anak berhasil melakukan sesuatu.  Rasulullah SAW bersabda:
“Hendaknya kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari)
Oleh : Dra. (Psi.) Zulia Ilmawati, sumber http://baitijannati.wordpress.com/

No comments:

Post a Comment